Senin, 23 April 2012

Seimbang

Malam berbisik, siang berisik.. Apalah arti suara jika kau tak mengerti apa.. Senja memerah subuh merekah.. Apalah makna pandang jika kau tak mengenal siapa..

Guntur itu gelegar lagi, tetap ia singgah menoreh bising yang sama.. Kosong sepi.. Apa sudah kau merenung, pikir pada diri, seribut apa yang mereka tuliwan dan tuliwati dengar pada getaran mahadahsyat suara guntur?

Pelangi itu ada lagi, masih ia datang menggores lengkung yang sama.. Hitam putih.. Apa sempat sekalipun kau bergumam, tanya pada diri, berapa warna yang mereka para butawan dan butawati lihat pada 7 ruas pelangi? 

Baik buruk bukan untuk dikutuk.. Kasihan, mereka mestinya disyukuri.. Pahamkah kau, sakit beribu pahit rasanya menjadi baik namun ditampik.. Sadarkah, itu lebih menyedihkan daripada memang kau berniat jahat sangat jahat.. 

Sudah cacat patutlah tetap memanjatkan kasih karena telah terima.. Tiada kain tak bernoktah, sama iramanya dengan retak yang selalu ada pada gading.. 

Angkuh itu tidak perlu, buang saja jauh-jauh, sampai hilang sudah terbuang.. Tiada Tuhan mencipta makhluk sempurna.. Semua punya cacat, pun semua punya bakat.. 

Perlukah sombong mendengar guntur? Tidak, karena mereka yang tak mampu mendengar dapat melihat guntur.. Perlukah sesumbar melihat pelangi? Tidak, karena mereka yang tak kuasa melihat bisa mendengar pelangi.. Kau bisa, mereka tidak.. Mereka mampu, kau tidak.. Semua seimbang dalam kuasaNya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang baik (katanya) meninggalkan komentar he he he… Dan jangan lupa nulis nama yaa biar saya tau siapa identitas pemberi komentar yang baik ini, terima kasih.. :D